
Seperti dikutip dari Harian Rakyat, warnet menjadi "tempat belajar negeri dongeng" oleh karena itu komputer di tempat itu disatukan secara berpasangan, sehingga "orang-orang muda dapat bertukar pengalaman secara tatap muka".
Warnet telah memicu debat publik di mana pengguna internet (netizen) menyuarakan wahana itu akan memberikan kesempatan pada kaum muda mencoba hal-hal baru.
Meskipun beberapa orang tua mengatakan mereka mengizinkan anak-anak ada di tempat seperti itu, tapi yang lain khawatir bahwa remaja dengan pertimbangan yang rendah masuk ke situs yang tidak benar, jika tidak ada kontrol.
Internet untuk anak-anak adalah baik, tetapi pengawasan ketat dibutuhkan, kata Chen Zhanjiang, seorang profesor sosiologi di Universitas Xiangtan di Provinsi Hunan